Rabu, 29 September 2010

Senyum itu Indah


Menelan Seekor Kuda
Seorang lelaki yang lemah akalnya bersikeras dihadapan seorang dokter menyatakan bahwa ia telah memakan seekor kuda. Sang Dokter pun berusaha meyakinkan lelaki tersebut bahwa hal itu adalah mustahil. Akan tetapi sang lelaki tetap pada pendiriannya. 

Setelah merasa putus asa untuk meyakinkan sang lelaki itu, sang dokter pun berkata kepadanya, “Baiklah, kalau begitu Anda akan kami operasi untuk mengeluarkan kuda yang telah Anda telan dari dalam perut Anda.” 

Kemudian, sang dokter membius sang lelaki dan segera meminta asistennya untuk mendatangkan seekor kuda ke dalam ruang operasi. 

Ketika sang lelaki itu sadar, sang dokter berkata kepadanya, “Alhamdulillah kami telah berhasil mengeluarkan kuda ini dari dalam perutmu.” 

Melihat kuda coklat di hadapannya, sang lelaki pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan kuda ini yang aku makan. Kuda yang telah kumakan warnanya adalah putih bukan coklat!”

Wali yang Rendah Hati
Pernah suatu ketika, Juha mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah seorang wali Allah yang memiliki kemampuan luar biasa. Ia mengaku bila ia memanggil sebuah batu atau sebuah pohon maka batu atau pohon tersebut akan berjalan memenuhi panggilannya dan segera mendekat kepadanya. 

Salah seorang yang meragukan pengakuan Juha berkata kepadanya, “Wahai Juha! Jika yang Anda ucapkan ini adalah benar, coba Anda panggil pohon yang ada di hadapanku ini! Aku ingin melihat kebenaran ucapanmu dengan mata kepalaku sendiri. 

Juha pun mencoba memanggil pohon tersebut seraya berkata, “Wahai pohon yang penuh barokah! Kemarilah! Mendekatlah kepadaku!” 

Juha mengulangi panggilannya beberapa kali. Akan tetapi, pohon yang dipanggilnya tetap diam di tempatnya tidak bergeming sedikit pun. Akhirnya, Juha berjalan mendekati pohon itu. 

Lelaki yang memintanya untuk memanggil pohon itu pun berkata, “Bukankah Anda mengatakan bahwa pohon itu yang akan berjalan memenuhi panggilan Anda?” 

Juha menjawab, “Seorang wali tentu tidak boleh sombong. Apabila pohon yang dipanggilnya tidak mau berjalan mendekatinya, maka ia yang akan berjalan mendekati pohon itu.”


Turut Bersedih
Seorang guru Geografi bertanya kepada salah seorang siswanya yang sedang tertidur dipojok kelas :’Kenapa ‘Laut Hitam’ diberi nama dengan nama tersebut ?..’ 
Siswa tersebut pun menjawab : Karena ia turut bersedih dengan ‘Laut Mati’…

Mayat Hidup
Seorang lelaki yang sedang berada di tengah keramaian pasar tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Orang-orang yang berada di sekitarnya segera membawanya ke sebuah rumah. Tak berapa lama kemudian, sebagian orang diantara mereka berkata, “Sesungguhnya ia telah meninggal dunia.” 

Mereka pun memandikan, mengkafani, menyolatkan dan memasukkannya ke dalam keranda. Setelah itu, sebagian diantara mereka segera mengangkat keranda itu di atas pundak-pundak mereka dan mereka pun berjalan menuju ke tempat pemakaman umum. Orang-orang yang ikut mengantarkan jenazahnya jumlahnya cukup banyak. 

Ketika mereka berada di tengah perjalanan, sang lelaki tiba-tiba tersadar dari pingsannya. Ia langsung duduk dan berkata dengan penuh rasa kaget dan kebingungan, “Akan di bawa ke mana saya? Turunkan saya! Saya masih hidup. Saya belum mati.” 

Juha yang mendengar ucapan sang lelaki berkata, “Sungguh sangat mengherankan apa yang telah terjadi padamu. Akan tetapi, apakah aku akan membenarkan ucapanmu dan mendustakan orang-orang sebanyak ini?”

Saat Senang dan Sedih
Seseorang bertanya kepada temannya : apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa senang?... 
Temannya menjawab : ya tentu tertawa ha..ha..ha.. 
Ia bertanya lagi, lalu bagaimana jika kamu sedang sedih, apa yang kamu lakukan?... 
Temannya pun menjawab : ya sebaliknya, ah…ah…ah..

Mengajarinya Berenang
Suatu hari, Abu ath-Thayyib ath-Thabari menyerahkan sepasang sepatunya yang rusak kepada seorang tukang sepatu untuk diperbaiki. Sang tukang sepatu tersebut tinggal di dekat sungai yang biasa dilewati Abu ath-Thayyib setiap harinya. Sang tukang sepatu biasa memperbaiki sepatu langganannya di pinggir sungai. Abu ath-Thayyib meminta sang tukang sepatu untuk dapat menyelesaikan perbaikan sepatunya secepatnya. Sang tukang sepatu pun menyanggupinya.
Namun, setiap kali Abu ath-Thayyib melewati kediaman sang tukang sepatu untuk mengambil sepatunya, ia melihat sang tukang sepatu sedang mencuci sepatunya sambil mencelupkannya ke dalam sungai dan berkata, “Tunggu sebentar lagi wahai Abu ath-Thayyib … Sebentar lagi! Sudah hampir selesai, kok…”
Ketika kejadian ini telah terulang beberapa kali, Abu ath-Thayyib pun berkata kepadanya dengan nada kesal, “Sesungguhnya aku menyerahkan sepatuku kepadamu untuk engkau perbaiki, bukan untuk kau ajari berenang.”

Bagaimana Tidurmu Semalam?

Seorang lelaki bertanya kepada al-A’masy, ”Bagaimana tidurmu tadi malam?” 
Mendengar pertanyaan tersebut, al-A’masy segera masuk ke dalam rumahnya. Kemudian ia keluar dengan membawa tikar dan sebuah bantal. Ia segera menghamparkan tikarnya dan telentang di atasnya seraya berkata, “Begini.”
  
Apakah Engkau Sering Menangis Ketika Masih Kecil.. ?
Seorang anak wanita kecil sedang menangis dengan suara keras dan tidak berhenti-henti dalam waktu lama, maka datanglah mendekati anak tersebut seorang nenek-nenek yang sudah berwajah keriput dan berkata kepadanya untuk mendiamkannya dengan penuh rasa kasih sayang : 
‘cucuku yang manis… jangan banyak menangis.. karena banyak menangis akan menjadikan wajahmu tidak cantik dan manis lagi, dan kalau sudah besar nanti menjadi tidak sedap dipandang… 
Anak kecil tersebut pun menyahutnya sambil memandangi nenek-nenek tersebut : lalu apakah nenek ketika masih kecil dulu sering menangis… ??

Tidak Ada yang Gratis
Seorang lelaki yang sedang mengenakan jubah yang sangat indah, bertanya kepada Mazbad, “Apakah Anda senang jika Anda memiliki jubah ini?” 
Mazbad menjawab, “Tentu saja, walupun saya harus dicambuk dua puluh kali cambukan.” 
Sang lelaki bertanya lagi, “Mengapa Anda berkata seperti itu?” 
“Karena saya meyakini bahwa kita tidak mungkin mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma,” jawab Mazbad. 
(sumber:google)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar